Perubahan Iklim

Iklim merupakan keadaan rata-rata suatu variabilitas cuaca dalam jangka panjang. Saat ini, iklim cenderung mengalami perubahan baik itu disebabkan secara alami maupun oleh aktivitas manusia. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang perubahan iklim.

  • Teori Geologi
Kita tahu bahwa pada awalnya, daratan yang ada dibumi ini menyatu yang kita sebut dengan Pangea. Lama-kelamaan, daratan besar ini saling bergerak menjahui menjadi bagian-bagian tersendiri menjadi sebuah benua atau pulau-pulau. Bumi terdiri dari kerak bumi yang terdiri dari lempengan yang sampai saat ini terus bergeser. Pergeseran ini menyebabkan perubahan luas daratan maupun lautan. Akibat dari perubahab luas ini, banyak yang memperkirakan bahwa akan terjadi perubahan energi yang pada akhrnya nanti akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Selain itu, terjadinya letusan gunung berapi juga dapat memicu terjadinya perubahan iklim. Abu vulkanik yang dikeluarkan oleh letusan gunung secara tidak langsung dapat menutupi permukaan atmosfer yang menghamburkan radisi matahari yang datang.

  • Teori Astronomi
Teori ini menyatankan bahwa perubahan iklim ini merupakan suatu akibat dari terjadinya perubahan sudut orbit matahari. Bumi mengelilingi matahari tidak tegak lurus. Semula bumi mengelilingi matahari dengan sudut bumi sebesar 22,1 derajat terhadap bidang ekliptika, dan sekarang menjadi 23,5 derajat. Hal ini menyebabkan bumi mengalami perubahan orbit serta kedudukan rotasi yang mengakibatkan perubahan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Selain terjadinya perubahan sudut rotasi, perubahan noda matahari (sunspot) juga mempengaruhi terjadinya perubahan iklim. Secara umum, energi matahari yang diterima bumi sebagai panas juga mempengaruhi keadaan iklim di bumi. Jika keadaan mengalami perubahan, yang artinya menjadi banyak atau sedikit, maka energi yang kita dapatkan dari dari matahari juga akan terpengaruh. Perubahan sunspot menimbulkan perubahan medan magnet bumi dan perubahan sistem peredaran atmosfer.

  • Teori Karbondioksida (CO2)
Teori ini mengatakan bahwa secara umum perubahan iklim terjadi karena meningkatnya kandungan CO2 di atmosfer yang merupakan salah satu contoh gas rumah kaca. CO2 menyerap radiasi gelombang panjang (radiasi bumi) pada gelombang panjang 4 - 5 mikron dan di atas 14 mikron terutama pada spektrum yang terletak antara 12 sampai 18 mikron. Oleh karena itu peningkatan konsentrasi karbondioksida akan meningkatkan suhu atmosfer permukaan bumi dan mengurangi jumlah radiasi bumi yang hilang ke angkasa.

Pada dasarnya CO2 tidak beracun, tidak berbau, dan tidak berwarna. Namun, karena waktu tinggal gas CO2 di atmosfer relatif lama (4-6 tahun) maka gas ini dapat dikatakan sebagai pencemar yang berbahaya. Salah satu alasan yang menyebabkan hal tersebut adalah pengaruh rumah kaca (green house effect). Sebagian besar radiasi matahari yang diterima bumi dapat lewat melalui udara yang berisi uap air dan CO2 karena energi matahari terletak pada panjag gelombang pendek. Akan tetapi pada waktu bumi meradiasikan kembali ke atmosfer segera diserap oleh uap air dan CO2. Karena itu, kenaikan konsentrasi CO2 dapat mengakibatkan pemanasan atmosfer bumi. Efek pemanasan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.

Efek rumah kaca disebabkan oleh sejumlah pencemar yang berbentuk gas. Selain CO2, gas-gas lain yang turut menyebabkan pemanasan global adalah nitrogen oksida, metan (CH4), kloroflurokarbon (CFC), dan ozon. Sebagian besar sumber dari gas-gas tersebut adalah akibat aktivitas manusia (transportasi, industri, dan rumah tangga). Penggunaan bahan bakar yang berlebihan dapat semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca diudara. Oleh karena itu, mari kita mulai melestarikan lingkungan kita guna menjaga keseimbangan yang ada di bumi kita ini.


Sumber:
Bayong Tjasyono. 2004. Klimatologi Umum. Bandung: ITB Press.



0 Response to "Perubahan Iklim"

Posting Komentar